Oleh : Roni Eka Arrohman
Indonesia adalah negara yang memiliki wilayah sangat luas. Wilayahnya terdiri dari ribuan pulau yang begitu indah. Namun sayangnya sampai saat ini pembangunan wilayah di Indonesia tidak merata. Proses pembangunan masih terpusat di Jawa dan Sumatera. Untuk daerah-daerah lain proses pembangunannya terhambat karena letaknya yang terpencil sehingga sulit untuk dijangkau. Beberapa contoh daerah terpencil yang masih mengalami kesulitan pasokan listrik antara lain:
- Di Kabupaten Tanggamus masih ada 160 desa yang masyarakatnya belum menikmati listrik
- Di Kabupaten Nabire, listrik berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang tidak bekerja sepanjang hari dan bila pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) terlambatakan mengakibatkan pemadaman listrik yang berlangsung lama
- Di Kabupaten Banyumas baru 59% dari jumlah kepala keluarga yang menikmati listrik
- Di daerah pegunungan tengah Propinsi Papua masih >90% masyarakatnya belum menikmati energi listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN)
Indonesia sebagai daerah tropis memiliki curah hujan yang cukup tinggi sepanjang tahun. Sehingga potensi sumber daya airnya sudah tidak perlu diragukan lagi. Pada daerah-daerah terpencil yang memiliki potensi sumber daya air yang cukup besar maka pengadaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) dapat dijadikan sebagai solusi permasalahan energi listrik di daerah tersebut. PLTMH adalah pembangkit listrik dengan menggunakan tenaga air untuk menggerakkan turbin. Kapasitas daya yang dihasilkan berkisar dari beberapa ratus Watt sampai dengan seratus kiloWatt.
Beberapa keunggulan PLTMH jika diterapkan pada daerah terpencil adalah:
- Merupakan sumber energi yang ramah lingkungan karena tidak menimbulkan polusi seperti PLTD
- Biaya operasi yang murah karena tidak perlu membeli bahan bakar lagi
- Mendorong para penduduknya untuk menjaga kelestarian lingkungan
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam penerapan teknologi PLTMH ini di masyarakat adalah:
1. Persiapan dan Perencanan
Tahap persiapan dan perencanaan ini bertujuan untuk melihat potensi alam yang dimiliki oleh suatu daerah juga bertujuan untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang teknologi PLTMH.
a. Persiapan Peralatan
Karena proyek PLTMH ini biasanya berada di daerah terpencil maka perlu mempersiapkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan sebelum para teknisi terjun ke lapangan. Contoh peralatan yang harus disiapkan seperti alat ukur.
b. Pengukuran
- Pengukuran laju atau debit aliran sungai
- Pengukuran profil atau kontur sungai
- Pengukuran tinggi jatuh (head)
- Pengukuran demografis
Setelah dilakukan pengukuran maka dapat ditentukan tempat terbaik untuk membangun PLTMH.
c. Disain
Secara umum lay-out sistem PLTMH merupakan pembangkit jenis run off river, memanfaatkan aliran air permukaan (sungai). Komponen sistem PLTMH tersebut terdiri dari bangunan intake (penyadap) – bendungan, saluran pembavia, bak pengendap dan penenang, saluran pelimpah, pipa pesat, rumah pembangkit, dan saluran pembuangan. Dasar lay-out pada perencanaan pengembangan PLTMH dimulai dari penentuan lokasi intake, bagaimana aliran air akan dibawa ke turbin dan penentuan tempat rumah pembangkit untuk rnendapatkan tinggi jatuhan ( head ) optimum dan aman dari banjir.
d. Perkiraan Investasi
Hal selanjutnya yang sangat penting untuk dilakukan adalah perhitungan investasi dari pembangunan PLTMH di daerah tersebut. Perhitungan instalasi fisik dari pembangunan, biaya operasional dan perawatan, dan juga hal-hal lainnya.
e. Sosialisasi
Sosialisasi ini bertujuan untuk mengenalkan teknologi PLTMH kepada masyarakat, manfaat yang nanti akan mereka dapatkan dari PLTMH, pengoperasian, dan hal-hal lain yang nantinya akan mempengaruhi kinerja dari PLTMH ini seperti pelestarian lingkungan untuk menjamin ketersediaan air, kebersihan sungai untuk mencegah kerusakan pada turbin. Sehingga nantinya proyek pengadaan PLTMH ini dapat berkelanjutan dan memberikan manfaat yang optimal kepada masyarakat. Juga yang sangat penting adalah mendapatkan persetujuan dari masyarakat untuk pembangunan PLTMH ini.
2. Instalasi
Proses instalasi ini adalah kegiatan terbesar dari rangkaian kegiatan pengadaan PLTMH di suatu daerah. Disini keakuratan pengukuran dan ketepatan desain akan sangat mempengaruhi bentuk dan kinerja dari PLTMH nantinya. Pada proses instalasi ini akan memerlukan tenaga kerja yang sangat banyak. Tenaga kerja ini dapat kita bawa dari luar atau bisa saja kita mengajak para masyarakat di desa tersebut untuk bergotong royong bersama membangun PLTMH ini.
3. Pengaturan Distribusi
Setelah instalasi selesai dilakukan dan PLTMH telah beroperasi sesuai dengan yang diharapkan, langkah selanjutnya adalah pengaturan distribusi listrik ke masyarakat. Di sini juga membahas mekanisme perawatan, pembayaran iuran, dan pembentukan organisasi yang nantinya akan mengatur pengoperasian dari PLTMH ini agar dapat berkelanjutan.
Setelah proyek pengadaan listrik ini terlaksanakan, arus informasi mulai dapat masuk ke dearah tersebut dengan pengadaan televisi atau radio sebagai alat komunikasi. Alat-alat listrik juga dapat terpasang, diharapkan dapat mempermudah dan meningkatkan efektivitas kerja masyarakat sehingga pada akhirnya kesejahteraan masyarakat pun akan meningkat.
😐 baru kali ni buka ni situs dah bikin ketagihan, info2nya sangat membantu, thanks.