Oleh: Fitrotun Aliyah

Energy. Jika berbicara mengenai masalah energy, banyak hal yang bisa kita kaji. Mulai dari aspek teknik baik teori maupun aplikasi di lapangan, aspek pemanfaatan, aspek ekonomi, bahkan kaitannya dengan perdagangan, perikanan, dan pertanian pun masih sangat luas cakupannya. Pada hari Minggu tepatnya tanggal 23 Oktober 2011, teman – teman KAMASE Kampus Jurusan Teknik Fisika UGM bersama dengan beberapa mahasiswa dari jurusan Teknik Fisika UGM melakukan study ekskursi atau kunjungan lepangan ke Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTMH) yang berada di kabupaten Bantul yaitu di Pantai Baru. Kunjungan ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman mengenai Renewable energy dan paham secara “nyata” tentang sistem yang digunakan di lapangan. Studi ekskursi langsung dipandu oleh Aji Pakha yaitu mahasiswa Teknik Fisika 2007 yang secara lagsung terlibat dalam proyek pembangunan PLTH ini dari awal sampai akhir.
PLTMH di Pantai Baru merupakan gabungan dari Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (Angin) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Kalau dalam istilah sistem pambangkit listrik disebut dengan tenaga hybrid. Energy hibrid sangat cocok untuk dipasang di beberapa wilayah pesisir kawasan Indonesia. Pembangkit listrik ini merupakan sumber energy terbarukan yang relevan untuk dikembangkan di Indonesia dikarenakan potensi energi surya di Indonesia sangat tinggi, dengan intensitas radiasi rata-rata 4 – 5 kWh/m2 yang berlaku sepanjang tahun. Saat ini, pemanfaatan energi surya baru mencapai 5 MWp (ESDM).
Berdasarkan hasil penelitian LAPAN diperoleh gambaran bahwa potensi angin di Indonesia Timur rata – rata mencapai 6,6 m/s pada ketinggian 30m dan mencapai 7,5 m/s pada ketinggian 50m. Potensi yang cukup baik di dukung kemajuan teknologi kincir angin telah mampu memanfaatkan energi dengan kecepatan 3 m/s. Potensi energi angin dan matahari tersebut secara berkesinambungan dapat dikembangkan terutama di daerah Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, wilayah pesisir pantai dan selat – selat (ITB), (Kemenristek, 2010).
Proyek pembangunan PLTH ini merupakan kerjasama antara Ristek, LIPI, Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), UGM, dan warga setempat. Pembangunan proyek tersebut ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar yaitu dengan mendukung perekonomian di sektor perikanan dan pertanian. Karena hasil output listrik yang dihasilkan oleh Pembangkit listrik hybrid ini digunakan untuk penerangan lokasi setempat, membuat es dan budidaya ikan. Es yang dihasilkan berupa es balok yang digunakan untuk mengawetkan ikan dan berupa es kristal yang digunakan oleh warung – warung sekitar untuk jualan. Es- es tersebut dijual dengan harga yang terjangkau ke para nelayan ikan dan pemilik warung. Hasil dari penjualan es akan digunakan sebagai dana perawatan sistem. Listrik sisa dari pembuatan es digunakan untuk budidaya ikan yaitu dengan cara aquafonik. Aquafonik adalah sistem budidaya ikan dengan cara memadukan ikan dan tanaman. Air yang digunakan didalam kolam ikan akan dipompa ke atas dan dimasukkan ke tanaman – tanaman yang telah disipakan didalam pot plastik berlubang. Air yang diangkat mengandung kotoran – kotoran ikan dan setelah melalui tanah dan tanaman, air tersebut akan tersaring menjadi bersih yang kemudian air akan disalurkan kembali ke dalam kolam. Sistem aquafonik merupakan sistem sirkulasi air yang memanfaatkan kemampuan tanaman dalam menyaring air. Sistem ini terbukti lebih efisien dan cukup mudah. Ada sekitar 40 kolam yang berada di lokasi PLTH.
Selain pembuatan es dan budidaya ikan , proyek pembangunan PLTMH menjadikan lokasi pantai Baru sebagai lokasi percontohan pembangunan listrik tenaga hybrid yang ke depan akan dikembangkan menjadi desa wisata. Di sekitar lokasi kincir angin juga mulai dikembangkan peternakan sapi yang dapat dimanfaatkan sebagai Biogas. Hasil pemasukan dari wisatawan akan digunakan juga untuk biaya maintenance alat dan mengganti perlengkapan yang sudah rusak.
Berikut foto – foto temen- temen KAMASE dan mahasiswa Jurusan Teknik Fisika UGM.
Monumen pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid, di Pantai Baru Bantul
Mahasiswa peserta study ekskursi berjalan menuju lokasi PLTH
Narasumber (Aji Pakha) sedang menjelaskan sistem kerja PLTH
Tampak kincir kapasistas 1kw dilihat dari arah timur
ah fotonya g muncul..,padahal foto2nya bagus.., 😐
sudah kami perbaiki. terima kasih untuk masukannya.
siiiiiiiip..,:),mantap ..”
Alhamdulillah, studi ekskursi energi dari Kamase bisa dijalankan lagi, semoga semakin sukses!
Btw, koreksi untuk satuan intensitas radiasi matahari rata-rata harusnya “4 – 5 kWh/m2/hari sepanjang tahun”, bukan “4-5 kWh/m2 sepanjang tahun”…
Salut buat mas Aji Pakha …
Di Pekanbaru juga mau buat yang kayak gini nih…. kalau ada yang berminat sharing… hub HP saya 0852 2714 0818
Salam kenal dengan ogut, warga gunungkidul diy, tinggal di
bekasi tambun, Jabar. Denger2 ada rencana pembangunan
Wind Farm skala besar, kira2 kapan nih dimulai, barangkali
ada info di lokal Jogya.
Terimakasih.
kemarin aku juga kesitu bagus deh…./ 🙄 😆 😎 😳 ❗ 😉 😐 😡 😈 🙂 😯 🙁 🙄 😛 😮
tenaga surya bisa menjadi alternatif saat kita kehabisan tenaga listrik, ini juga merupakan cara untuk berhamta listrik, tidak ada salahnya mencoba mendalami studi kasus tentang tenaga resensi, kami punya beberapa referensinya: http://ps-surya.gunadarma.ac.id
Min kalau mau studi ekskursi juga prosedurnya gimana?
Mohon pencerahannya min
Terimakasih