Pada tanggal 7 Mei 2015, berlokasi di Pusat studi energi, Universitas Gadjah Mada. Telah berlangsung acara Energy Talk yang diselenggarakan oleh Komunitas Mahasiswa Sentra Energi bersama dengan Gadjah Mada Strategic Leadership Forum (GAMASELF). Energy talk merupakan acara diskusi mengenai permasalah energi di Indonesia pada khususnya dengan ditinjau dari berbagai perspektif disiplin ilmu. Pada acara ini, mengangkat tema Implementasi proyek penyediaan listrik 35GW, PotensiĀ Hambatan dan Tantangan.
Acara dilangsungkan pada jam 16.10 WIB, yang diawali oleh pembukaan acara yang dilakukan oleh ketua KAMASE. Selanjutnya, acara dipandu oleh moderator, Suci Wulandari. Moderator menjelaskan latar belakang dibangunnya mega proyek 35GW serta tantangan dan hambatannya.
Dihadiri oleh dua pembicara yaitu prof Harwin Saptoadi selaku guru besar Teknik Mesin dan Dr Denni Purbasari staf pengajar fakultas Ekonomika dan bisnis dan ahli ekonomi. Dan juga dihadiri oleh perwakilah-perwakilan organisasi mahasiswa dalam lingkup UGM. Energy talk kali ini membahas proyek 35 GW dengan sudut pandang teknis dan ekonomi. Pada sesi pertama, materi disampaikan oleh prof Harwin. Beliau memaparkan mengenai track record pembangunan pembangkit listrik di Indonesia. Selain itu, beliau juga menjelaskan kendala dan tantangan yang akan dihadapi dalam proyek tersebut. Menurut beliau, Tidak ada alasan bagi kalangan akademisi untuk menolak rencana tersebut. Segala tantangan dan hambatan pasti bisa diatasi atau diminimalisir. Kalangan akademis bahkan dapat membantu merealisasikan program tersebut. Di akhir kata, beliau menghimbau untuk dapat memanfaatkan listrik dengan lebih ekonomis dan dapat menghasilkan karya yang bermanfaat dengan listrik tersebut, untuk kemajuan bangsa.
Pada sesi kedua, Ibu Dr. Denni memaparkan dari sudut pandang ekonomi dengan tema : Menyediakan Listrik 35 GW pada 2019: Akankah tercapai ?. Setelah itu, dituturkan kondisi perekonomian, pertumbuhan volume konsumsi listrik dan rasio elektrifikasi di Indonesia pada tahun 2005-2013. Pada kondisi tersebut, Konsumsi listrik per kapita masih sangat rendah 0,7 MWH. Konsumsi listrik akan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Besaran elastilitas permintaan listrik terhadap pertubuhan ekonomi sebesar kurang lebih 1,5. Artinya, setiap 1% pertumbuhan listrik diikuti dengan 1,5% pertumbuhan ekonomi. Angka tersebut masih kecil. Beliau menggarisbawahi bahwa tantangan di Indonesia adalah bagaimana para ahli dapat berkolaborasi agar dapat tercapai kesejahteraan Indonesia.
