Apa itu PLTH?

Sumber energi terbarukan cenderung bersifat intermittent dan tergantung kondisi cuaca sehingga dianggap kurang andal untuk memenuhi kebutuhan listik. Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTH) dapat menjadi salah satu alternatif solusi untuk meningkatkan keandalan penggunaan energi terbarukan. PLTH merupakan pembangkit listrik yang terdiri dari 2 macam atau lebih pembangkit dimana menggabungkan beberapa sumber energi baik yang dapat diperbaharui (renewable) seperti matahari, angin, dan air atau kombinasi energi terbarukan dengan energi tak terbarukan (unrenewable) seperti diesel generator [1]. 

Apa keuntungan PLTH? 

Sebagai gambaran, PLTH yang terdiri dari photovoltaics (PV) dan turbin angin dapat melengkapi satu sama lain. Jika keadaan berawan dan penyinaran matahari kurang maksimal, maka turbin angin dapat terus bekerja dengan baik dalam kondisi cuaca tidak badai. Sebaliknya, jika cuaca cerah tetapi tidak berangin, maka PV akan memainkan perannya membantu turbin angin memasok listrik. Dari gambaran tersebut dapat dilihat bahwa energi listrik yang dapat dibangkitkan cenderung lebih stabil sehingga PLTH dapat dikatakan meningkatkan keandalan penggunaan energi terbarukan.

 

Selain meningkatkan keandalan penggunaan energi terbarukan, PLTH juga dapat membuat harga listrik yang dihasilkan oleh energi terbarukan mampu bersaing dengan harga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit-pembangkit tenaga batu bara yang selama ini digunakan oleh PLN. Mahalnya harga listrik dari energi terbarukan disebabkan karena harga investasi yang sama namun dengan produksi yang lebih kecil. Penggunaan beberapa sumber energi dapat memberikan peningkatan hasil produksi listrik. Dengan meningkatnya hasil produksi, maka harga listrik akan menurun sehingga implementasi pembangkit energi terbarukan dapat semakin meluas. 

Penggunaan PLTH juga dapat mereduksi emisi yang dihasilkan jika dibandingkan dengan penggunaan energi fosil dengan kapasitas pembangkitan listrik yang sama. Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan oleh Sumartono dkk. [2] dilakukan pemodelan sistem pembangkit listrik hybrid dengan menggabungkan energi matahari, angin, air, biomasa, dan diesel generator di Sumbawa. Hasilnya dalam pembangkitan listrik, photovoltaics (PV) berkontribusi sebanyak 4,4%, turbin angin 20,3%, turbin air 74,4%, biomasa 0,8%, dan diesel generator 0,1% dengan penurunan tingkat emisi ke lingkungan sebesar 99,75% jika dibandingkan dengan penggunaan energi fosil.

Penelitian PLTH di beberapa negara 

Kelebihan-kelebihan PLTH tersebut akhirnya membuat banyak pihak yang berusaha untuk meneliti, mengembangkan dan mengimplementasikannya. Srinivas dan Reddy [3] dari Kanada melakukan penelitian mengenai pembangkit hybrid biomassa dengan PV tanpa penggunaan penyimpan energi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi energi bahan bakar pembangkit meningkat dari 16% menjadi 29% dengan peningkatan partisipasi tenaga surya dari 10% menjadi 50%. Pada penelitian lain, Ignacio Mir, dkk [4] melakukan menganalisis PLTH geothermal-solar di Chile Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa energi yang dihasilkan oleh sumur panas bumi dapat ditingkatkan hingga 11,6% dan mencapai penghematan hingga 10,3% dalam penggunaan sumber daya panas bumi dengan menambahkan bantuan tenaga surya saat menggunakan teknologi geothermal.

Bagaimana PLTH di Indonesia? 

PLTH memiliki prospek yang sangat baik untuk dikembangkan di Indonesia. Kondisi geografis Indonesia yang berpulau-pulau membuat jaringan listrik PLN sulit untuk mencapai daerah-daerah terpencil. Mengingat potensi energi terbarukan Indonesia yang melimpah dan bervariasi, pemanfaatan PLTH menjadi pilihan yang menguntungkan. Peneliti Energi Terbarukan dari Fakultas Teknik UGM, Ahmad Agus Setiawan, menegaskan PLTH sangat potensial dikembangkan di Indonesia sebagai negara kepulauan. Pada tahun 2012, 35 unit turbin angin dengan tinggi rata-rata 18 meter, terdiri 26 turbin angin berkapasitas 1 kW, 6 turbin angin 2,5 kW, 2 turbin angin 10 kW, satu turbin angin 50 kW dan 175 unit sel surya dengan kapasitas 17,5 kWp sudah terpasang di Pandansimo, Bantul, Yogyakarta. Pembangkit listrik tersebut digunakan untuk penerangan kawasan wisata pantai, pelatihan operasional, workshop pengembangan energi terbarukan, dan implementasi model sistem inovasi daerah [5].

Perkembangan Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid di Indonesia perlahan semakin meluas, pada tahun 2018, 3 Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid di Berau, Kalimantan Timur siap beroperasi. PLT yang mengintegrasikan 3 sistem pembangkit energi, yaitu solar PV-battery-microhydro-genset tersebar di Desa Merabu & Mapulu, Desa Long Beliu, dan Desa Teluk Sumbang. Ketiga PLT tersebut berkapasitas total sebesar 1,2 MWp dari tenaga surya dan 30 kW dari mikrohidro dan akan mengalirkan listrik ke 400 rumah dan 41 fasilitas umum [6].

Kesimpulan

PLTH merupakan suatu bentuk inovasi dalam penggunaan energi terbarukan yang dapat meningkatkan keandalan, dan meningkatkan daya saing dalam hal ekonomi. PLTH memiliki prospek yang cerah untuk diterapkan di Indonesia. Kondisi geografis yang berpulau menjadi peluang tersendiri bagi PLTH untuk turut berpartisipasi dalam percepatan pertumbuhan penggunaan energi terbarukan di Indonesia. 

REFERENSI

[1] “Mengenal Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid,” Surya Utama Putra, 3 Mei 2016. [Online]. Available: https://suryautamaputra.co.id/blog/2016/05/03/sistem-pembangkit-listrik-tenaga-hybrid/#:~:text=Mengenal%20Sistem%20Pembangkit%20Listrik%20Tenaga%20Hybrid&text=Pembangkit%20Listrik%20Tenaga%20Hybrid%20adalah,tidak%20dapat%20diperbaharui%20(unrenewable).. [Accessed 15 8 2020].
[2] S. A. A. Setiawan and B. M. Sopha, “Hybrid Power System Modeling for Electricity System in Sumbawa District (Hybrid Power System Modeling),” ASEAN Journal of Systems Engineering, vol. 3, no. 1, pp. 28-36, 2015. 
[3] S. T and V. R. B, “Hybrid Solar-Biomass Power Plant without Energy Storage,” Case Stud. Therm. Eng, vol. 2, pp. 75-81, 2014. 
[4] m. I, E. R, v. J and b. J, “performance Analysis of a Hybrid Solar-geothermal Power Plant in Northern Chile,” pp. 1281-1288, 2011. 
[5] “Energi Hibrid Potensial Dikembangkan di Indonesia,” National Geographic Indonesia, 9 April 2012. [Online]. Available: https://nationalgeographic.grid.id/read/13281985/energi-hibrid-potensial-dikembangkan-di-indonesia. [Accessed 15 Agustus 2020].
[6] “Tiga Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid di Berau Siap Beroperasi,” EBTKE ESDM, 27 April 2018. [Online]. Available: http://ebtke.esdm.go.id/post/2018/04/27/1946/tiga.pembangkit.listrik.tenaga.hybrid.di.berau.siap.beroperasi. [Accessed 20 Agustus 2020].
[7] S. Bhattacharjee, “Are hybrid projects the future of renewables in India?,” Jackson, 12 Juni 2018. [Online]. Available: https://www.jakson.com/blog/are-hybrid-projects-the-future-of-renewables-in-india/. [Accessed 29 Agustus 2020].

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.