Oleh :Â Bayu Utomo
Suatu Bentuk Bottom Up Inisiative Dari Masyarakat Dusun Pondoklakah, Desa Baseh Menuju Masyarakat Mandiri Energi
Kiranya judul diatas dapat menggambarkan kondisi masyarakat Dusun Semaya. Secara geografis Dusun Semaya yang terletak di lereng gunung Slamet menyimpan begitu besar potensi energi terbarukan. Dari hasil pemantauan tim Kamase, Dusun Semaya yang berada di Desa Sunyalangu, Kecamatan Karangluas, menyimpan beberapa potensi energi terbarukan diantaranya energi air dan biomassa. Pemanfaatan Potensi energi air di daerah yang terletak 900 dpl ini adalah berupa instalasi empat buah kincir air yang dipasang di sungai. Dari empat buah kincir air, hanya tinggal tiga buah kincir air yang masih beroperasi. Secara teknologi, kincir air yang dibuat oleh warga sangat sederhana yaitu dengan menggunakan kayu yang kemudian dikopel dengan generator untuk menghasilkan listrik. Pemanfaatan energi listrik digunakan untuk keperluan rumah tangga. Permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat selama ini adalah pengaturan debit air. Aliran air yang digunakan untuk menggerakkan turbin masih sangat sederhana yaitu dengan membendung kanan dan kiri aliran dengan batu. Sehingga debit yang masuk tidak stabil. Debit yang tidak stabil ini menyebabkan pasokan energi listrik yang dipakai juga tidak stabil. Saat ditemui oleh tim Kamase, mereka mengaku debit yang tidak stabil ini menyebabkan kerusakan beberapa peralatan listrik yang mereka miliki. Pasalnya jika waktu musim hujan, debit yang terlalu besar ini dapat menyebabkan generator tidak mampu menahan putaran, sehingga menyebabkan generator rusak.
Mikrohidro sederhana di Dusun Semaya
Berbeda dengan Dusun Semaya, di dusun Pondoklakah potensi energi terbarukan yang dimiliki adalah biomassa. Secara geografis Dusun yang berada di wilayah Desa Pondoklakah, Kecamatan Kedungbanteng ini dipisahkan oleh sungai dengan Dusun Semaya. Dusun Pondoklakah ini memiliki potensi biogas 42 ekor sapi yang berada pada kandang yang terpadu. Selama ini kotoran sapi hanya ditimbun begitu saja. Anggota kelompok tani yang diwakili oleh ketua kelompok berkeinginan memanfaatkan kotoran sapi menjadi biogas. Gas yang dihasilkan akan digunakan untuk memasak para anggota kelompok tani yang berjumlah 20 anggota. Sedangkan sisa kotoran dari biodigesternya digunakan untuk pupuk kandang. Kendala yang dihadapi oleh warga adalah kurangnya pengetahuan bagaimana membuat biodigester untuk menghasilkan biogas. Mereka mengaku sebelumnya sudah ada studi lapangan yang dilakukan oleh Dinas terkait namun belum ada tindak lanjut.
Dari kondisi masyarakat diatas kiranya dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa sudah ada inisiatif dari bawah (bottom up initiatives) dalam hal ini masyarakat, untuk mencari solusi dalam memenuhi kebutuhan energi. Inisiatif ini hendaknya diikuti oleh kebijakan dari atas (top down policies), dalam hal ini pemerintah, baik pusat maupun daerah untuk menindaklanjuti. Kurangnya pengetahuan masyarakat bawah serta tidak adanya kebijakan dari atas membuat potensi yang ada tidak termanfaatkan. Jika potensi ini bisa dimanfaatkan akan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Misalnya saja, pemanfaatan biogas akan sangat membantu masyarakat dalam mendapatkan sumber energi alternatif. Selama ini masyarakat hanya mengandalkan ketersediaan kayu bakar untuk bahan bakar. Permasalahan yang timbul jika musim hujan mereka akan sangat kesulitan mendapatkan kayu bakar yang kering. Ditambah adanya konversi minyak tanah ke gas, hal ini membuat ketersediaan minyak tanah sangat langka. Kalau pun ada tentunya harganya akan sangat mahal karena adanya kebijakan pemerintah untuk menarik subsidi minyak tanah.
Langkah dan solusi
Kiranya gambaran diatas dapat menjadikan kita sebagai kaum intelektual untuk serta memecahkan permasalahan diatas. Inisiatif masyarakat bawah harus didorong oleh kaum intelektual untuk bisa memecahkan dan mencari solusi. Dengan transfer knowledge, inisiatif dari masyarakat bisa terwujud. Masih ingat dalam ingatan kita bagaimana perjuangan para kaum intelektual (mahasiswa) dalam melakukan demonstrasi penolakan kenaikan BBM. Namun sangat disayangkan perjuangan seakan-akan berhenti tatkala pemerintah tetap menaikkan harga BBM. Yang dibutuhkan saat ini adalah peran aktif kita sebagai kaum intelektual untuk menjadi bagian dari solusi krisis energi yang mengancam. Tanpa adanya peran aktif dan hanya menunggu kebijakan dari pemerintah (top down policies) maka bangsa ini akan semakin terjerat dalam lingkaran krisis energi.
Peran kaum intelektual dalam mendorong inisiatif masyarakat yang jauh dari perkembangan iptek harus dibarengi dengan kebijakan dari atas agar memantapkan langkah bangsa ini dari lingkaran krisis energi. Saat ini dibutuhkan kemandirian energi untuk mendorong kekuatan ekonomi bangsa. Kita tidak bisa mengandalkan sumber-sumber energi fosil (minyak bumi, batubara, dan gas ) yang untuk menjaga ketahanan energi kita. Dalam blue print energi nasional, cadangan energi fosil khususnya minyak bumi semakin terbatas. Rasio antara cadangan dan produksi hanya 18 tahun1. Sehingga diperlukan penghematan konsumsi energi dan pengembangan energi alternatif untuk menjamin ketahanan energi nasional untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Apalagi saat ini bangsa kita sudah menjadi net importer minyak. Ditambah adanya libelarisasi sektor pertambangan semakin membuat bangsa ini jauh dari harapan untuk mandiri energi. Diperlukan pengembangan energi alternatif untuk mencukupi kebutuhan energi.
Di dalam blue print pengelolaan energi nasional juga disebutkan, yang tertuang dalam Perpres No. 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional. Kebijakan Energi Nasional bertujuan untuk mengamankan pasokan energi nasional dengan sasaran agar tercapai penurunan elastisitas energi dari 1,84 pada tahun 2006 menjadi kurang dari 1 pada tahun 2025 serta terwujudnya energi mix yang optimal pada tahun 2025. Energi mix yang optimal ini mempunyai sasaran peningkatan peranan energi terbarukan lebih dari 5% pada tahun 2025 (kondisi saat ini baru mencapai 0,2 %, DGEEU 2005)1. Nah harusnya kondisi ini dapat mendorong, memacu semangat kaum intelektual untuk turut serta menjadi bagian dari solusi krisis energi yang dihadapi bangsa.
😉 hehehe..
jd keinget pendakianku ke gn.slamet pas lewat ds.semaya..
asikk,masih asri n sungainya,gunungnya masih bagus…
😉 perlu dkmbngin nie
😆 Asik juga kalau melihat barang langka tapi nyata.
Untuk pengelola selamat dan salut…….atas ide-ide pembuatan pltmh yang sangat sederhana bisa membuat kesejahteraan masyarakat.
untuk perkembangan mutu pembangkit coba berkunjung ke PLTMH Siteki dan Plumbungan Kec. Rakit Banjarnegara.
Tapi buat ijin ke PT.INDONESIA POWER UBP MRICA – BANJARNEGARA ………ya.
Tk
weh2…hebat orang awam aja bisa….kenapa kita yang bersekolah ngak bisa.
perlu dicontoh tuh……..
😛 inovasi banget…………..