Rabu, 4 Mei 2016 lalu berlokasi di Perpustakaan Teknik UGM, Komunitas Mahasiswa Sentra Energi (Kamase) kembali mengadakan Energy Talk, yang mana mengkaji perkembangan isu energi yag ada. Berbeda dengan Energy Talk sebelumnya, Energy Talk yang ketiga ini berhasil menghadirkan suasana baru dengan menonton film bersama kemudian mengkaji isi film tersebut. Jika pada Energy Talk sebelumnya Kamase selalu membahas lika-liku di bidang migas, maka kali ini Kamase mengusung tema “World Without Oil”. Tema ini diharapkan mengantarkan para peserta untuk berpikir dan bersiap-siap ketika dunia dihadapkan pada kondisi kehabisan minyak bumi. Acara ini menghadirkan dua narasumber berkompetensi yaitu Rachmawan Budiarto S.T.,M.T. selaku pakar energi terbarukan dan Dr. Eko Agus Suyono, M.App.Sc selaku pakar bioenergi. Bersama dengan 45 peserta yang hadir dari berbagai komunitas energi dan lingkungan serta berbagai fakultas, acara ini berlangsung sangat interaktif.

Penyampaian Materi dari Pak Rachmawan Budiarto

Acara dimulai dengan menonton bersama film berjudul “Aftermath : World Without Oil” yang mengisahkan peradaban dunia ketika persediaan minyak bumi dunia dikatakan habis. Melalui film ini, peserta dapat dengan mudah membayangkan dan melihat kondisi tahun demi tahun pasca berakhirnya era minyak. Kesulitan yang dialamai manusia pada era tersebut akan mengantarkan mereka pada tahap kesadaran untuk menghasilkan biofuel secara mandiri. Manusia akan mulai menyisakan tanah mereka untuk mulai menanam tanaman-tanaman pengahasil biofuel. Kendaraan bertenaga listrik pun akan menjadi salah satu alternatif kendaraan yang diminati. Era tersebut akan mendorong manusia untuk benar-benar menerapkan kemandirian energi dan konservasi energi.

Penyampaian Materi dari Pak Eko Agus Suyono

Setelah mengajak peserta menikmati film tersebut, peserta kemudian diajak berpikir mendalam mengenai kesiapan Indonesia dalam menghadapi kondisi tersebut. Pada sesi pengkajian Pak Rachmawan dan Pak Eko memberikan gambaran kepada para peserta bahwa kondisi tersebut akan terjadi beberapa puluh tahun mendatang. Namun ironisnya, banyak masyarakat dunia khususnya Indonesia tidak mengindahkan kondisi tersebut. Padahal jika dilihat pada negara Arab yang merupakan penghasil minyak, penelitian mengenai sumber energi terbarukan dan berbagai penelitian terkait kesiapan mereka pada kondisi pasca era minyak sudah sangat berkembang. Bahkan di negara Finlandia mulai menargetkan bahwa negara mereka akan mandiri energi termasuk minyak dengan mengoptimalkan hutan yang mereka punya. Keseriusan negara-negara tersebut menunjukkan adaya kesiapan yang cukup besar untuk menghadapi era peradaban tanpa minyak bumi. Dalam mempersiapkan kondisi semacam itu, tentunya dibutuhkan kesiapan dari segala sektor. “Energi itu melingkupi semua sektor. Bukan hanya di bidang teknik saja, sehingga kita bisa saling bekerja sama antar disiplin ilmu untuk mengembangkan energi terbarukan di Indonesia,” ungkap Pak Eko usai mengikuti Energy Talk.

Suasana Energi Talk Kamase

Acara ini cukup menghadirkan tanggapan positif dan masukan dari beberapa peserta. Sebagian besar mereka antusias akan tema yang dibawakan karena berkaitan dengan energi, lingkungan dan masa depan. “Salah satu fakta yang harus segera kita sadari ialah bahwa suatu saat nanti cadangan minyak dunia akan habis. Namun, selagi bertransisi menuju era energi terbarukan, ada baiknya pemenuhan dan produksi listrik oleh pemerintah dan perusahaan terkait dimaksimalkan terlebih dahulu,” ungkap salah satu peserta yang merupakan mahasiswa Teknik Elektro UGM. “Acara ini cukup menarik karena selama ini saya belajar mengenai minyak dan belum terbayangkan sebelumnya jika suatu saat nanti minyak akan habis. Kajian ini mendorong saya untuk belajar mengenai pemanfaatan gas sebagai alternatif ketika cadangan minyak habis,” ucap Zamzam salah satu mahasiswa Perminyakan UPN. “Saya apresiasi dengan perkumpulan mahasiswa yang mau berdiskusi masalah ini. Tapi jangan sampai di diskusi saja, harus ada pengembangan riset mengenai energi terbarukan dan aplikasi di masyarakat secara langsung,” ucap Pak Eko dalam menanggapi adanya Energy Talk ketiga ini.

Ditulis oleh: Atina Putri (Kamase 14), Yollanda Zilviana (Kamase 12)

One Reply to “Energy Talk Kamase: World Without Oil”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.