Berita kemenangan KAMASE, Jurusan Teknik Fisika UGM bersama dengan Tim Curtin University of Technology, Australia sebagai major winner dalam perlombaan tingkat internasional, Mondialogo Engineering Award (MEA) 2007 dirilis di media cetak Radar Jogja tanggal 9 Januari 2008 dan Kompas edisi Yogyakarta tanggal 11 Januari 2008.
Pada hari selasa, 8 Januari 2008 pukul 10.00 WIB Tim KAMASE (Bayu Utomo, Thomas Ari Negara, Elsa Melfiana, Ahmad Fajar Assidiq) bersama Tim Curtin (Ahmad Agus Setiawan) diundang ke Gedung Pusat UGM, tepatnya di bagian HUMAS untuk melakukan jumpa pers dengan para wartawan. Dari Tim KAMASE hanya berempat karena salah satu anggota tim sudah berangkat ke Thailand untuk melanjutkan studi S2, yaitu Muhammad Ery Wijaya.
Sedangkan untuk jumpa pers dengan wartawan Kompas Yogyakarta dilakukan pada hari Rabu 9 Januari 2008 di Ruang Sidang Jurusan Teknik Fisika UGM. Pada acara jumpa pers tersebut anggota KAMASE aktif sekarang juga hadir, yaitu mahasiswa Teknik Fisika angkatan 2005. Mereka antara lain: Dinar, Andhy, Linggar dan Adnan. Keempat mahasiswa tersebut yang akan menjadi pengurus KAMASE selanjutnya dan bersama-sama alumni KAMASE akan mengerjakan proyek MEA untuk membantu kesulitan air bersih di Kec. Panggang, Kab. Gunung Kidul, Yogyakarta.
Secara Umum, para wartawan tersebut ingin mengetahui beberapa poin penting apa yang menjadi pertimbangan juri Mondialogo sehingga mahasiswa UGM-Curtin berhasil menjadi major winner dan berhak menerima dana penelitian sebesar 20.000 UER. Beberapa poin penting tersebut menurut kami antara lain:
- Judul proposal yang kami bawa “Development of Sustainable Power and Water Supply for Remote Areas and Disaster Response and Reconstruction in Indonesia” merupakan bentuk nyata kepedulian kami sebagai engineer terhadap kesulitan air bersih yang dialami masyarakat di daerah terpencil dan juga terkena dampak buruk gempa bumi Yogyakarta.
- Sudah ada prototype Solar Water Pump System (SWPS) dan Reverse Osmosis di Curtin University serta topik proposal ini tidak lain adalah topik penelitian Ph.D dari Ahmad Agus Setiawan di Curtin University, sehingga Tim Curtin bisa memastikan memiliki kemampuan yang cukup dalam teknologi yang akan kita bangun di Kec. Panggang tersebut.
- Tim KAMASE, UGM memiliki pengalaman yang cukup untuk mencari permasalahan riil dan utama yang dihadapi oleh masyarakat di daerah terpencil pasca gempa bumi Yogyakarta, yaitu setelah Tim KAMASE mengikuti program KKN – PPM (Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat) di daerah yang terkena dampak gempa bumi. Selain itu, Tim KAMASE juga memperoleh kemampuan teknis dan analisis dari Jurusan Teknik Fisika UGM untuk melakukan studi potensi energi terbarukan yang ada di suatu daerah.
- Dari spesifikasi kemampuan dari Tim Curtin dan Tim KAMASE UGM maka proses diskusi lintas budaya (intercultural dialogue) untuk persiapan proyek MEA menjadi sangat efektif. Dan aktivitas intercultural dialogue tersebut dituliskan dalam proposal MEA.
- Kami melakukan publikasi di WRERCE (World Renewable Energy Regional Congress & Exhibition) 2007 dan AUPEC (Australasian Universities Power Engineering Conference) 2007, serta beberapa publikasi yang di lakukan oleh Ahmad Agus Setiawan di AUPEC 2006, NREL (National Renewable Energy Laboratory), Perth Sun Fair 2007, dll.
- Adanya peran aktif engineer wanita dalam persiapan proyek MEA dari masing-masing tim, yaitu Elsa Melfiana (UGM) dan Sussane Sugiarto (Curtin).
Secara umum, teknologi yang digunakan tidak harus sangat canggih dan nilai inovasi yang tinggi, melainkan teknologi tersebut harus cukup aplikatif dan masyarakat dapat menggunakan dan merawatnya dengan baik setelah proses pembangunan selesai. Jadi teknologi yang sudah diteliti oleh mahasiswa Indonesia sebenarnya sudah cukup mampu untuk dilombakan dalam ajang Mondialogo Engineering Award dan dengan sebuah kepandaian membuat proposal maka ke depan mahasiswa Indonesia pun bisa menjadi Major Winner.